Minggu, 17 Juni 2012

Tesis Pengajaran Ilmu Warits melalui Teknik Kompetisi oleh Agus Subandi PENGAJARAN ILMU WARITS MELALUI TEKNIK KOMPTISI ( Penelitian pada SMA Negeri 5 Karawang ) TESIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Master Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Oleh : AGUS SUBANDI NIM : 2.210.9.024 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG PROGRAM PASCASARJANA KONSENTRASI PAI-K.A 2012 PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kepada panitia ujian Tesis Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Judul : PENGAJARAN ILMU WARITS MELALUI TEKNIK KOMPETISI Atas Nama : AGUS SUBANDI NIM : 2.210.9.024 Program : Strata Dua (S2) Jurusan : Ilmu Pendidikan Islam Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam Bandung, Juni 2012 Pembimbing, Pembimbing, Prof.Dr.H. Nurwadjah Ahmad E.Q., MA Prof.Dr.H. Ahmad Tafsir Mengetahui, Ketua Jurusan Konsentrasi PAI Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, -------------------------------------------------- iii PENGESAHAN Tesis ini berjudul “ PENGAJARAN ILMU WARITS MELALUI TEKNIK KOMPETISI (Penelitian pada SMA Negeri 5 Karawang), telah di Munaqasahkan pada Tim Penguji Tesis Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2012 Ditetapkan di : Bandung Tanggal : ------------------ Penguji, Ketua, Sekretaris, -------------------------------------- ------------------------------------- Anggota, ----------------------------------- iv DAFTAR TABEL Tabel 1 Jenis kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan tugas Tabel 2 Jenis kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, diskusi dan tugas Tabel 3 Jenis kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan eksperimen Tabel 4 Jenis kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan latihan Tabel 5 Jenis kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode tanya jawab dan latihan Tabel 6 Jenis kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, kompetisi dan tanya jawab. Tabel 7 Diagram desain penelitian Tabel 8 Tahapan penelitian kegiatan pendahuluan Tabel 9 Tahapan penelitian siklus I Tabel 10 Tahapan penelitian siklus II Tabel 11 Analisa Soal Waris ix DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………………....... iii PENGESAHAN ……………………………………………………………………............. iv KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… ........... v PEDOMAN TRANSLITERASI ……………………………………………………........ vi DAFTAR ISI ………………………………………………………………………............ vii DAFTAR TABEL …………………………………………………………………............ ix ABSTRAK ………………………………………………………………………… ............. x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….. 1 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah......... 17 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 18 D. Kerangka Pemikiran ………………………………………………………….. 20 E. Hipotesis ……………………………………………………………………....... 30 BAB II PENGAJARAN ILMU WARITS MELALUI TEKNIK KOMPETISI A. Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam31 B. Ilmu Warits …………………………………………………………………..... 95 C. Teknik Kompetisi …………………………………………………………….. 133 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian …………………………………………………………… 136 B. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………… 145 C. Instrumen Pengumpulan Data …………………………………………145 D. Teknik Pemeriksaan Ketercapaian Studi ………. 146 E. Pengembangan Perencanaan Tindakan …………………. 149 vii BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA A. Pembahasan ………………………………………………………………...... 150 B. Analisa Data ………………………………………………………………..... 153 C. Pengujian Data……………………………………………………………..... 156 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………………………....... 161 B. Saran-saran ………………………………………………………………...... 163 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS viii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji bagi Allah. Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang taat hingga akhir zaman. Alhamdulillah, atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul : PENGAJARAN ILMU WARITS MELALUI TEKNIK KOMPETISI ( Penelitian pada SMA Negeri 5 Karawang ). Penulis menyadari bahwa, dalam pembuatan Tesis ini masih banyak kekurangan. Mungkin baru sampai disini pengalaman dan pengetahuan penulis didalam membuat Tesis. Oleh karena itu, perbaikan dan saran penulis harapkan, demi kesempurnaan didalam membuat Tesis. Penulis ucapkan terima kasih kepada pembimbing Prof.Dr.H. Nurwadjah Ahmad E.Q.,MA dan Prof.Dr.H. Ahmad Tafsir serta dosen-dosen Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Juga kepada isteri Dra. Dorah Maezenawati, anak-anak tercinta Sifa Nurrohmah dan Istianah Nurisnaeni, kakak Hj Ety Purwaningsih,M.Ag, adik Nur Azizah, M.Ag dan Sertu TNI Miftah Khurrohman serta keluarga besar SMA Negeri 5 Karawang. Semoga amal baiknya diterima oleh Allah Swt. Akhirnya penulis berharap kepada Allah Swt., agar tetap diberi kesabaran, ketabahan, keuletan, kesehatan lahir dan batin untuk istiqamah berjuang dalam dunia pendidikan dan semoga Tesis ini bermanfaat. Hanya kepada Allah kami mohon petunjuk dan meminta pertolongan. Amin Karawang, 9 Desember 2011 Penulis, v ABSTRAK Agus Subandi : PENGAJARAN ILMU WARITS MELALUI TEKNIK KOMPETISI (Penelitian pada SMA Negeri 5 Karawang) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tanggung jawab pendidikan terletak pada orang tua, sekolah dan masyarakat. Pendidikan di rumah oleh orang tua, pendidikan di sekolah oleh guru dan pendidikan di masyarakat oleh yang bertanggung jawab menciptakan masyarakat beradab, yaitu siapa saja yang mengajak kepada hal-hal yang benar. Guru bertanggung jawab mendidik anak-anak di sekolah. Tugas guru adalah mengajar. Lepas dari sekolah menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (guru) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (siswa) melakukan kegiatan belajar. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu yang didapat dari pengalaman. Guru berkewajiban menyampaikan pengalaman yang diketahui kepada siswa, agar mendapat pengetahuan, sehingga siswa mau menerima transformasi ilmu yang diperoleh dari guru sebagai bekal hidupnya. Ilmu warits adalah ilmu yang mengatur pembagian harta pusaka dari seseorang yang telah meninggal. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. Ilmu waris merupakan ilmu yang sarat nilai dan mulia. Ia adalah mahkota dan puncaknya ilmu fiqh, baik dilihat dari perhitungannya yang terperinci, keadilan dalam distribusi, maupun ketelitian dalam pembagiannya. Alokasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan materi ilmu warits 4 (empat) jam. Materi yang seharusnya diberikan banyak. Salah satu upaya untuk mempercepat agar siswa memahami dan memperoleh prestasi yang baik yaitu dengan melakukan teknik kompetisi. Teknik kompetisi adalah teknik yang dilakukan dengan cara mmberikan pelajaran kepada peserta didik melalui upaya yang bersifat kompetisi antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya. Bentuk teknik ini dapat berupa olah pikir (seperti cerdas cermat, cepat tepat). x Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut : “ Apakah pengajaran ilmu warits melalui teknik kompetisi dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi hasil belajar siswa ?”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran. Metode penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi ilmu warits dengan menggunakan teknik kompetisi guna meningkatkan pemahaman ilmu warits dan prestasi hasil belajar siswa SMA Negeri 5 Karawang Kelas XII IPA 1 Tahun ajaran 2011/2012. Untuk memperoleh data yang valid, yaitu objektif, sahih dan handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi dan naturasi, diantaranya : menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda yaitu dengan mengobservasi dan memberikan catatan siswa; menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang sama, yaitu memeriksa hasil tes siswa, wawancara, dan melihat hasil observasi guru mitra. Untuk menghitung validitas tes siklus menggunakan 6 langkah jumlah kuadrat dari : jumlah kuadrat responden, jumlah kuadrat butir, jumlah kuadrat total, jumlah kuadrat sisa, jumlah kuadrat dari d.b (derajat kebebasan) dan memasukkan ke rumus reliabilitas. Kriteria reliabilitas yaitu 0,800 – 1,000 sangat tinggi; 0,600 – 0,790 tinggi; 0,400 – 0,590 cukup; 0,200 – 0,390 rendah dan 0,000 – 0,190 sangat rendah. xi Motto Belajar adalah bagian dari ibadah, sebab tujuan belajar adalah mendekatkan diri kepada Allah. Karena itu sifat utama yang harus dimiliki adalah kesucian jiwa dari budi pekerti rendah dan sifat-sifat tercela.(Al-Ghazali) Persembahan Semoga bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman anak cucu. Teruntuk Dra. Dorah Maezenawati isteri tercinta, Sifa Nurrohmah dan Istianah Nurisnanei putri-putri tercinta. Kakak tercinta Hj Ety Purwaningsih, S.Pd.I,M.Pd.I dan adik tercinta Nur Azizah, S.Ag, M.Pd.I, Sertu TNI Miftah Khurrohman, serta teruntuk Mertua H. Kamud Anggasasmita, M.Ed dan Ibu Hj Ruijah dan Saudara-saudaranya Yuniardi Ferdinan, S.Kom, Uma Pahrefi, S.Pd.,M.Pd,Hj. Iin Marliana, S.Kom, dan Driftia Nugraha, S.Kom Kepada Orangtuaku tercinta H. Moh. Soleh Rukyat dan Ny Hj Sayyidah Khadijah Roilah adikku tercinta Amir Machmud , mereka telah mendahului kita, semoga amal dan ibadahnya diterima Allah . Amin.

Sabtu, 02 Juli 2011

Ilmu Pendidikan Islam

ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : AGUS SUBANDI,Drs. MBA
1. Bagaimana Saudara memahami :
a. Ilmu Pendidikan Islam
b. Pendidikan Islam
c. Filsafat Pendidikan Islam
d. Pendidikan Agama Islam
Jawaban :
1.a Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu (sains, science) adalah pengetahuan yang logis dan empiris. Berdasarkan kesepakatan umum pemakai istilah di Indonesia, ilmu berarti juga pengetahuan (knowledge). Di Indonesia istilah ilmu (sains, science) sering juga diganti dengan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan ilmu selalu dalam pengertian sains, (science), yaitu pengetahuan yang logis-empiris. (Ahmad Tafsir, 2001, hlm. 18)
Ilmu memiliki wilayah empiris rasional sektoral. Berdasarkan pemikiran filsafat, ilmu (ilmu pengetahuan) digolongkan menjadi dua, yaitu ilmu pengetahuan real dan ilmu pengetahuan formal. Yang termasuk ilmu pengetahuan real yaitu ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan social, sedangkan yang termasuk ilmu pengetahuan formal yaitu matematika dan logika. Ciri-ciri ilmu pengetahuan real adalah bersifat empiris, tematis terbatas, dan secara metodik adalah abstrak. (Darsono P., 2010, hlm. 61-61)
Pendidikan hakikatnya adalah suatu proses memberitahu dan mendidik peserta didik. Memberitahu artinya memasukkan sesuatu pengertian, pernyataan, dan penalaran ke dalam otak warga didik agar mereka tahu tentang sesuatu. Mendidik artinya mengubah perilaku warga didik sesuai dengan aturan social yang berlaku. Jadi kalau kondisi alam dan social berubah, maka pendidikan harus berubah mengikuti perubahan alam dan social. (Darsono P., 2010, hlm. 424)

1
2
Menurut Abul A’la al Maududi kata rabbun ( ) terdiri dari dua huruf “ra” dan “ba” tasydid yang merupakan pecahan dari kata “tarbiyah” yang berarti “pendidikan, pengasuhan”. Selain itu kata ini mencakup banyak arti seperti “kekuasaan, perlengkapan pertanggung jawaban, perbaikan, penyempurnaan “. Kata ini juga merupakan predikat bagi suatu kebesaran, keagungan, kekuasaan, dan kepemimpinan”. (Ramayulis, 2006, hlm. 14)
Istilh lain dari pendidikn adalah “Ta’lim”, merupakan mashdar dari kata “ ‘allama”, yang berarti pengajaran, bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan. Penunjukkan kata “Ta’lim”, pada pengertian pendidikan, sesuai firman Allah Swt. :

Arinya : “ dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (Q.S. Al-Baqarah (2) : 31)
Berdasarkan pengertian yang ditawarkan dari kata “Ta’lim” dan ayat di atas, terlihat pengertian pendidikan yang dimaksudkan mengandung makna yang terlalu sempit. Pengertian “Ta’im” hanya sebatas proses pentransferan seperangkat nilai antar manusia. Ia hanya dituntut untuk menguasai nilai yang ditransfer secara kognitif dan psikomotorik, akan tetapi tidk dituntut pada domain afektif. Ia hanya sekedar member tahu atau member pengetahuan, tidak mengandung arti pmbinaan kepribadian, karena sedikit sekali kemungkinan kea rah pembentukan kepribadian yang disebabkan pembeian pengetahuan. (Ramayulis, 2006, hlm. 15)
Istilah lain dai pendidikan adalah “ Ta’dib”. Menurut al Naquib al Attas, al ta’dib adalah pngenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu yang didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kea rah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya. (Ramyulis, 2006, hlm. 17)

3
Rasulullah Swt. bersabda :

Artinya : Tuhan telah mendidikku, sehingga menjadi baik pendidikanku”.
M. Arifin mengatakan bahwa “ Pendidikan Islam adalah suatu system kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi”. (M. Arifin, 2009, hlm. 8)
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang ilmu bumi. Ilmu sejarah berisi tentang teori-teori sejarah; ilmu alam (fisika) berisi teori-teori tentang alam fisik. Maka isi ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan; ilmu pendidikan Islam merupakan kumpulan teori tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam. (Ahmad Tafsir, 2001, hlm. 12)
1.b. Pendidikan Islam
Ahmad Tafsir mengatakan bahwa pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidikan) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Satu diantaranya ialah dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu, ditempuh juga usaha lain, yakni memberikan contoh (teladan) agar ditiru, memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan cara membiasakan, dan lain-lain yang tidak terbatas jumlahnya. (Ahmad tafsir, 2001, hlm. 28)
Kata “Islam” dalam “Pendidikan Islam” menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam, pendidikan Islami, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam. (Ahmad tafsir, 2001, hlm. 24)
Pendidikan Islam menurut Ahmad Tafsir adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin. (Ahmad Tafsir, 2001, hlm. 32)
4
Sedangkan Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa “ Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian utama ini adalah kepribadian Muslim yakni kepribadian yang memiliki nilai-nilai Agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sumber nilai-nilai Islam itu ada di al Qur’an. (Ahmad D. Marimba, 1989, hlm. 23-24)
1.c. Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat berasal dari kata philos dan Sophia, philos artinya berfikir dan Sophia artinya kebijaksanaan. Jadi filsafat ialah cinta kepada kebijaksanaan. (Darsono P., 2010, hlm. 15) Ruang lingkup pemikiran filsafat tentang pendidikan Islam tidak hanya pada masalah metode, system, dan evaluasi pendidikan. Filsafat pendidikan Islam memberikan pandangan objektif yang mendasar tentang kebutuhan manusia terhadap pendidikan. Filsfat pendidikan Islam berusaha menunjukkan ke arah mana pendidikan Islam harus ditujukan. Dan pandangan demikian baru fungsional bila deprogram dalam proses kependidikan. (M. Arifin, 2009, hlm. 31)
Jika diterapkan di dalam pendidikan, maka filsafat tradisional mencoba menjawab persoalan fondamntal yang berkaitan dengan hakikat individual dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Filosof pendidikan tradisional menggerakkan solusi kea rah persoalan-persoalan kependidikan dari sisi filsafat. Guru mungkin tidak mampu memahami hakikat pokok materi peljaran yang diajarkannya. Dari sini bantuan dari seorang pemikir menegani titik pandang, perkataan dan sejarah dapat diberikan, sehubungan dengan pandangan dan pertimbangan-pertimbangan pemikiran yang diperlukan. (Abdurrahman Saleh Abdullah, 2007, hlm. 30)
Dari sudut pandang Ilam, al Qur’an menyodorkan kepada kita pandangan yang pasti kea rah manusia dan hubungannya dengan Allah, sebagaimana halnya hubungannya dengan makhluk-makhluk lain dan sama halnya dengan lingkungan fisiknya. Manusia dianggap sebagai khalifah Allah di muka bumi, oleh karenanya segala yang ada di alam ini diperuntukan kepada manusia. Fakta-fakta al Qur’an bukannya merupakan pembenaran terhadap basis-basis filsafat dan spekulasi-spekulasi serta asumsi-asumsi yang bertentangan dengan semua fakta-fakta yang tidak dapat diterima dari sudut pandang Islam. (Abdurrahman Saleh Abdullah, 2007, hlm. 30-31)
5
Ahmad Tafsir menyimpulkan bahwa teori filsafat pendidikan ialah teori rasional tentang pendidikan (yang tidak pernah dapat dibuktikan secara empiris); teori ilmu pendidikan ialah teori rasional dan ada bukti empiris tentang pendidikan. Filsafat pendidikan berisi teori-teori (yang hanya) rasional; Ilmu Pendidikan berisi teori-teori rasional dan ditunjang bukti empiris. Kata Islami melekat pada pengarang (judulnya Filsafat Pendidikan Islami). Isinya adalah pemikirannya tentang beberapa hal mengenai pendidikan yang dituntun oleh ajaran Islam. Karena pengarang penganut Islam. (Ahmad Tafsir, 2010, 5-6)
1.d. Pendidikan Agama Islam
Abuddin Natta mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat dilahirkan manusia yang seutuhnya. Materi pendidikan harus berisi bahan-bahan pelajaran yang dapat menumbuhkan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah tersebut secara seimbang. Pelajaran agama misalnya ditujukan untuk membina sikap keberagamaan; ..(Abuddin Natta, 2010, hlm. 47-48)
Nurwadjah Ahmad EQ., mengatakan bahwa salah satu fungsi hati yang disebutkan Al-Qur’an adalah untuk berfikir, yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut dengan ya’qilun. Dari kata inilah kemudian dikenal istilah akal. Dalam bahasa Arab, kata ‘aql mengandung beberapa pengertian, yaitu al-imsak (menahan), ar-ribath (ikatan), al-hajar (menahan), an-nahyu (melarang) dan al-man’u (mencegah). Sementara kata ‘aql dalam bentuk kata kerja mengandung arti mengikat, memahami, dan mengerti. (Nurwadjah Ahmad EQ., 2010, hlm. 71)
Agama Islam yang disiarkan oleh Nabi Muhammad Saw. adalah agama yang telah disesuaikan dengan keadaan masa sejak zaman Nabi Muhammad Saw. sampai akhir zaman; mengingat bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah Rasul Allah yang terakhir. (Ahmad D. Marimba, 1989, hlm. 137)
Abd. Rachman Saleh mengatakan bahwa “Agama Islam, ialah agama yang ajaran-ajarannya bersumber kepada wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan kepada ummat manusia melalui Nabi Besar Muhammad Saw. untuk kesejahteraan manusia di dunia dan di akherat. Pendidikan
6
Agama Islam ialah “ Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik / murid agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan kehidupan). (Abd. Rachman Shaleh, 1977, hlm. 13)
Sedangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan secara terpadu, meliputi :
1. Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Allah Swt. sbagai sumber kehidupan makhluk sejagat.
2. Pengamalan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan;
3. Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan;
4. Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan agar dalam materi pokok serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan yang buruk dalam kehidupan duniawi;
5. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa;
6. Fungsional, menyajikan bentuk semua materi pokok (Al-Qur’an, Keimanan, Ibadah / Fiqh, Akhlak), dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas; dan
7. Keteladanan, yaitu menjadikan figure guru pendidikan agama dan non-agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin manusia berkepribadian bangsa. (Departemen Pendidikan Nasional, 2007, hlm. ix-x)
2.Sebagai guru professional, bagaimana proses sertifikasi guru 2011 dan bedanya dengan sertifikasi 2010.


7
Berdasar buku panduan sertifikasi guru 2011, pola sertifikasi 2011 ada sedikit perbedaan dengan tahun sebelumnya (2010). Perbedaan ini adalah pada pola PLPG, di mana peserta dapat “memilih” mengikuti PLPG jika memenuhi ketentuan.
Penyelenggaraan sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2011 dibagidalam 3 (tiga) pola sebagai berikut.
1. Penilaian Portofolio (PF)
Sertifikasi guru pola PF diperuntukkan bagi guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang: (1)memiliki prestasi dan kesiapan diri untuk mengikuti proses sertifikasi melalui pola PF, (2) tidak memenuhi persyaratan persyaratan dalam proses pemberian sertifikat pendidik secaralangsung (PSPL).
Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan berkas yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
2. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL)
Sertifikasi guru pola PSPL diperuntukkan bagi guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki:
a. kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b;
b. golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.
3. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
PLPG diperuntukkan bagi guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang: (1) memilih langsung mengikuti PLPG (2) tidak memenuhi persyaratan
8
PSPL dan memilih PLPG, dan (3) tidak lulus penilaian portofolio, PLPG harus dapat memberikan jaminan terpenuhinya standar kompetensi guru. Beban belajar PLPG sebanyak 90 jam pembelajaran. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM) disertai workshop Subject Specific Pedagogic (SSP) untuk mengembangkan dan mengemas perangkat pembelajaran.
Persyaratan Peserta
1. Persyaratan Umum
a. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional kecuali guru pendidika agama. Sertifikasi guru bagi guru pendidikan agama dan semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama (Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007).
b. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:
• 1) bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau
• 2) bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.
c. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Bupati/Walikota atau dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
d. Pada tanggal 1 Januari 2012 belum memasuki usia 60 tahun.
e. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
Urutan Prioritas Penetapan Peserta
Guru yang dapat langsung masuk mengisi kuota sertifikasi guru adalah sebagai berikut.

9
a. Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang memenuhi persyaratan dan belum memiliki sertifikat pendidik.
b. Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, terdepan, terluar yang memenuhi persyaratan,
c. Guru dan kepala sekolah berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi atau peringkat 1, 2, dan 3 tingkat nasional, atau guru yang mendapat penghargaan internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan pada tahun 2007 s.d 2010.
d. Guru yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikat secara langsung,
e. Guru SD dan SMP yang telah terdaftar dan mengajar pada sekolah yang menjadi target studi sertifikasi guru, Guru lainnya yang tidak masuk ketentuan di atas ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru berdasarkan kriteria urutan prioritas sebagai berikut: (1) masa kerja sebagai guru, (2) usia, (3) pangkat dan golongan, (4) beban kerja, (5) tugas tambahan, (6) prestasi kerja.

3.Deskrpsikan gagasan besar dari judul makalah Anda dan apa kontribusinya bagi Ilmu Pendidikan Islam !
Judul Makalah yaitu “ REORIENTASI DAN AKTUALISASI PENDIDIKAN ”.
A. Pengertian
Orientasi adalah arah yang diikuti atau yang menjadi asas/pergerakan, perkembangan sesuatu. Re – again. Orienta-tion, the type of aims or interests that a person an a organitation has; (AS Hornsby, 2003, p, 932)
Meletakkan pendidikan dalam arti makro yaitu pendidikan sebagai proses kebudayaan, bekaitan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat serta mampu menyesuaikan kondisi tersebut.
B. Tanggung Jawab Pendidikan
1. Pendidikan dalam Rumah
Ahmad D. Marimba dalam Pengantar Filsafat Pendidikan Islam mengatakan bahwa “ Pendidikan ini, tepat jika disebut pendidikan yang pertama didapat oleh siterdidik dan dapat pula disebut pendidikan yang terutama “. (Ahmad D. Marimba, hlm. 58)
Rasulullah saw. bersabda :
10
Artinya “ setiap anak lahir dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Majusi atau Nashrani “. (H.R Bukhori Muslim)
Abdullah Nashih Ulwan dalam Tarbiyatul Aulad fi al Islam mengatakan bahwa tanggung jawab pendidikan meliputi tanggung jawab pendidikan iman, tanggung jawab pendidikan moral, tanggung jawab pendidikan fisik, tanggung jawab pendidikan akal, tanggung jawab pendidikan kejiwaan, tanggung jawab pendidikan social dan tanggung jawab pendidikan seksual “.
2. Pendidikan di Sekolah
Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa “ Sekolah adalah badan pendidikan yang penting pula sesudah keluarga. Ketika anak meningkat usia kurang lebih 6 tahun, perkembangan intelek, daya berfikir mereka telah sedemikian sehingga mereka telah membutuhkan beberapa dasar-dasar ilmu pengetahuan “.
Sekolah adalah lembaga pendidikan resmi yang diakui oleh Pemerintah dan bertindak atas nama Pemerintah yang mengeluarkan kebijakan. Didalamnya terdapat tujuan, materi, metodologi, dan evaluasi “.
a. Tujuan Pendidikan
Dalam Bab II Pasal 2 Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “ Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 menyebutkan “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab “.
Muhammad Quthb menyebutkan bahwa “ alat dan tujuan bertalian erat dalam metode pendidikan, tidak dapat dipisah-pisahkan. Tujuan tidak bisa ditegaskan tanpa alat yang bisa mendukung, dan alat tidak bisa ditentukan bila terpisah dari tujuan “.
Nurwadjah Ahmad EQ dalam Tafsir Ayat-ayat Pendidikan menyebutkan bahwa “ Pendidikan Islam sebagai proses sadar bertugas menjadwal perkembangan hidup manusia dalam fase-fase dan kedudukannya agar bisa sampai pada tujuannya di dunia ini menjadi hamba Allah “.
Abdul Fattah Jalal dalam Azas-azas Pendidikan Islam mengatakan bahwa “ Tujuan umum pendidikan dan pengajaran dalam Islam ialah menjadikan manusia- seluruh manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. “.
Ahmad Tafsir dalam Filsafat Pendidikan Islami mengatakan bahwa “ Tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup (way of life) orang yang mendesain pendidikan itu “.
11
Abdurrahman Saleh Abdullah dalam Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an menyebutkan bahwa “ Dalam pendidikan Islam, tujuan umumnya adalah membentuk kepribadian sbagai khalifah Allah atau sekurang-kurangnya mempersipkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk patuh secara total kepada-Nya “.
Allah SWT berfirman sebagai berikut :

Artinya : “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku “. (Q.S Adz-Dzariyat (51) : 6)
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa “ tujuan utama Pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap Muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama Islam “.
a. Materi Pendidikan
Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan bahwa “ Materi Pendidikan meliputi : Keserasian yang harmonis antara materi dan tujuan; rumusan pokok klasifikasi ilmu pengetahuan dalam Islam; Islam menolak dualisme sistem kurikulum dan sekularisme … “.
Abdul Fattah Jalal dalam Azas-azas Pendidikan Islam mengatakan bahwa “ Agar manusia dapat mencapai ilmu dan mengenal hakikatnya, Islam telah meletakkan sekumpulan kaidah, cara dan undang-undang untuk diikuti dengan menggunakan berbagai alat dan potensi yang diciptakan Allah SWT. Baginya. Diantaranya ialah : Hindarkan bertaqlid tanpa meneliti dan memikirkan persoalannya terlebih dahulu; hindari purbasangka; membrsihkan akal dari segala hokum yang tidak berdasarkan keyakinan; bertahap dari yang kongkrit kepada yang abstrak dan dari parsial kepada global; menyaring dan menguji pendapat sebelum mengambilnya “.
Zakiah Daradjat dalam Metodologi Pengajaran Agama Islam menyebutkan bahwa “ Kurikulum dalam pengertian mutakhir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah, baik di luar maupun didalam lingkungan dinding sekolah “.
Esensi kurikulum ialah program. Bahkan kurikulum ialah program. Kata ini memang terkenal dalam ilmu pendidikan. Program apa ? Kurikulum ialah program dalam mencapai tujuan pendidikan.

12
Menurut Hasan Langgulung kurikulum adalah “ sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan “.
c. Metodologi Pendidikan
Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Asal kata “metode” mengandung pengertian “ suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”, dan hodos berarti “jalan atau cara”, bila ditambah dengan logi sehingga menjadi metodologi berarti “ Ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena logi yang berasal dari bahasa Greek (Yunani) logos berarti “akal” atau “ilmu”.
Dalam pengertian umum, metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Cara itu mungkin baik mungkin tidak baik. Baik dan tidak baiknya sesuatu metode banyak bergantung kepada beberapa factor.. Faktor-faktor itu mungkin berupa situasi dan kondisi, pemakai metode itu sendiri yang kurang memahami penggunaannya atau tidak sesuai dengan seleranya, atau secara objektif metode itu kurang cocok dengan kondisi dari objek.
Metodologi adalah metodologi pengajaran, yaitu cara-cara yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada murid. Cara-cara penyampaian dimaksud berlangsung dalam interaksi edukatif dan penggunaan berbagai cara itu merupakan upaya untuk mempertinggi mutu pendidikan / pengajaran yang bersangkutan.
Kalau kita bicara tentang metodologi pengajaran di sini, pembicaraan kita bukan hanya terbatas pada hal-hal pengajaran saja, tetapi menyangkut soal yang lebih luas seperti pengurusan (managerial) yang meliputi administrasi dan kepegawaian, pendidikan guru (teacher education), buku-buku teks (text book development), teknologi pendidikan (education technology) yang meliputi beberapa aspek seperti audio-visual material, teaching aids, dll.
Ahmad Tafsir mengatakan bahwa didalam “ metode internalisasi ada tiga tujuan pembelajaran. Ini berlaku untuk tujuan pembelajaran apa saja, yaitu : Tahu, mengetahui (knowing); Mampu melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing); Murid menjadi orang seperti yang ia ketahui itu.
d. Evaluasi Pendidikan
Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponn system pengajaran. Pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan system instruksional. Oleh sebab itu fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai…”.
13
Muhibbin Syah mengatakan bahwa “ Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program “.
Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar kehidupan yang bersifat komphrehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya”.
Muhibbin Syah mengatakan bahwa “ Tujuan Evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu..
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
d. Untuk mengetahui hingga sejauhmana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.
e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar-mengajar
Adapun kontribusi yang dapat diambil untuk kepentingan Ilmu Pendidikan Islam dalam judul tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur’an. Maka semua system yang berhubungan dengan terselenggaranga system Pendidikan Islam, harus satu system. Satu system itu adalah Islam.
2. Oleh karena Ilmu Pendidkan Islam hanya diisi oleh satu system yaitu ajaran Islam, maka dalam praktek dilapangan semua komponen yang menjadi bagian dari system Pendidikan Islam, tidak menerima system sekuler.
3. Reorientasi pendidikan, dimaksud mengembalikan Pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan yang dimaksud adalah Pendidikan Islam, maka system yang dipergunakan juga seluruhnya harus Islam.
4. Yang masih diperdebatkan dalam menentukan tujuan pendidikan adalah peserta didik. Apabila tujuan pendidikan itu dimaksud adalah sama dengan tujuan hidup manusia, dan karena hanya menerima satu system yaitu berdasar al-Qur’an, maka sebagaimana yang dijelaskan didalam Q.S. Adz-Dzariyat (51) : 56, maka tujuan pendidikan adalah menjadikan peserta didik hanya beribadah kepada Allah.
AGUS SUBANDI, Drs. MBA
www.agussubandicom@yahoo.co.id

Quisioner

Oleh : Drs. Agus Subandi, MBA
KUESIONER

1. Berilah tanda cek ( V ) yang seuai dengan pendapat Anda !
2. Keterangan : SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).


No Pernyataan SS S TS STS
1. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaraan
malaikat Jibril.
2. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang ditulis di
Mushaf dan diwahyukan dengan mutawatir.
3. Al-Qur’an adalah kalam Allah, yang membacanya
menjadi ibadah.
4. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan
mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw.
5. Al-Qur-an adalah kalam Allah yang merupakan
wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw.
6. Cara Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw. dengan memasukkan wahyu kedalam hatinya.
7. Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Nabi
Muhammad saw. dalam menyampaikan wahyu-Nya.
8. Wahyu datang kepada Nabi Muhammad saw. seperti
suara gemercing lonceng.
9. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
selama + 23 tahun.
10. Sebelum belajar tadarus Al-Qur’an 5 – 10 menit.
11. Setiap kali membaca Al-Qur’an iman bertambah tebal.
12. Ketika tidak membaca Al-Qur’an, iman terasa menurun.
13. Membaca Al-Qur’an dilakukan dengan tartil.
14. Membaca Al-Qur’an dengan berualang-ulang dibawah
bimbingan guru.
15. Selesai membaca Al-Qur’an belajar menjadi konsentrasi
dan senang.
16. Ketika tidak membaca Al-Qur’an belajar menjadi malah
dan tidak konsentrasi.
17. Ketika selesai membaca Al-Qur’an dengan mengamalkan
ayat-ayatnya, terasa hidup semakin mantap dan yakin
akan kebenaran mu’jizat Al-Qur’an.
18. Ketika membaca Al-Qur’an seakan sedang berdialog dengan
Allah dan merasa dekat dan ingin lebih dekat lagi,
hati menjadi damai dan tenang.
19. Belajar Al-Qur’an dengan menggunakan komputer Arabic
cepat diterima dan mudah menguasai materi.
20. Ayat yang telah dihafal kemudian dituangkan dalam
bentuk tulisan pada komputer Arabic, dilakukan berulang-
ulang sampai mampu menulis dengan benar.


PEDOMAN OBSERVASI

PEDOMAN OBSERVASI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DI KELAS


No Pernyataan Skala Penilaian 1 2 3 4
1 Kesungguhan dan ketekunan siswa mengikuti
pelajaran

2 Keaktifan mengajukan pertanyaan yang
relefan

3 Keberanian menyatakan pendapat

4 Keaktifan menyumbangkan fikiran dan pengalamannya

5 Mengemukakan masalah-maalah aktual yang
dihadapinya

6 Kesiapan menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru

7 Keaktifan mengikuti kegiatan diskusi kelompok
/ kelas

8 Keaktifan mengikuti setiap kegiatan diskusi dengan
menyumbangkan fikiran yang positif
9 Keaktifan mengikuti presentasi dengan menyumbangkan
fikiran yang positif.
10 Ketaatan mematuhi seluruh tata tertib yang
diberlakukan di dalam kelas.


Keterangan :
1 = kurang
2 = sedang
3 = baik
4 = baik sekali




PEDOMAN OBSERVASI
KETERAMPILAN MENGAJAR DI KELAS
No Aspek Keterampilan Skor 1 2 3 4 5
1. Keterampilan membuka materi pelajaran
2. Ketepatan menyajikan appersepsi
3. Penguasaan materi
4. Penjelasan materi
5. Sistematika penyajian materi
6. Gaya dan antuiasme mengajar
7. Ilustrasi dan contoh-contoh
8. Cara berbicara
9. Volume dan nada bicara
10. Ketepatan menggunakan metode
11. Penggunaan alat bantu mengajar
12. Kontrol emosi
13. Dorongan aktivitas terhadap siswa
14. Cara mengajukan pertanyaan
15. Cara menjawab pertanyaan
16. Situasi kelas
17. Pandangan mata
18. Kejelasan tulian
19. Ketepatan alat evaluasi
20. Cara menutup Kegiatan Belajar Mengajar
Total skor
Skor maksimum 100
Skor minimum 20
Skor rata-rata 60

Keterangan :
5 = baik sekali
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = kurang sekali


PEDOMAN OBSERVASI
PERILAKU SISWA DALAM BELAJAR

No Perilaku siswa dalam pembelajaran Skala sikap
BS B C K KS

1. Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian
2. Mencatat pelajaran dengan rapih dan teratur
3. Membuat catatan penting dari penjelasan guru
4. Mengerjakan tugas dengan teliti
5. Menyesaikan tugas dalam kelas tepat waktu
6. Meminjam alat tulis pada teman
7. Mengerjakan tugas tidak sesuai
8. Tidak konsentrasi dalam pembelajaran
9. Catatan dicampur dengan pelajaran lain
10. Mengerjakan tugas asal-asalan
11. Bertanya pada guru terhadap materi yang sulit
12. Bertanya setiap diberi kesempatan
13. Berani mengajukan pendapat
14. Mengganggu teman di kelas
15. Menjawab pertanyaan dengan hati-hati
16. Terlambat masuk kelas
17. Sering bicara dengan teman saat ada pelajaran
18. Suka membuat keributan di kelas
19. Tidur di kelas saat materi sedang diberikan
20. Mengerjakan tugas setiap yang diberikan guru


Keterangan :
BS (5) = baik sekali
B (4) = baik
C (3) = cukup
K (2) = kurang
KS (1) = kurang sekali


www.agusubandicom@yahoo.co.id

Soal dan Jawaban tentang Waris

KOMPETISI ANTAR SISWA TENTANG WARITS BAGI SISWA
SMA NEGERI 5 KARAWANG TAHUN 2011
Oleh : Drs. Agus Subandi, MBA Guru SMA Negeri 5 Karawang
===============================================================
SOAL WARITS

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jika suami meninggal, ahli warisnya : Istri, ayah, ibu, seorang anak laki-laki. Berapa
Bagian untuk Istri ?
Jawab : 1/8 bagian
2. Berapa bagian untuk Ayah ?
Jawab : 1/6 bagian
3. Berapa bagian untuk Ibu ?
Jawab : 1/6 bagian
4. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : seluruh sisa ( ashobah binafsih)
5. Jika suami meninggal ahli warisnya : Istri, ayah, ibu, seorang anak laki-laki.
Hartanya 60.000.000. Berapa bagian untuk Istri ?
Jawab : Rp 7.500.000
6. Berapa bagian untuk Ayah ?
Jawab : Rp 10.000.000
7. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 10.000.000
8. Berapa bagian untuk anak laki-laki ?
Jawab : Rp 32.500.000
9. Jika Istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, seorang anak laki-laki dan
Seorang anak perempuan. Berapa bagian suami ?
Jawab : 1/4
10. Berapa bagian untuk ayah ?
Jawab : 1/6


11. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : 1/6
12. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : 2 bagian dari anak perempuan (ashobah bilghair)
13. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : 1 bagian dari sisa (ashobh bilghair)
14. Jika Istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, seorang anak laki-laki dan
Seorang anak perempuan. Hartanya Rp 36.000.000. Berapa bagian suami ?
Jawab : Rp 9.000.000
15. Berapa bagian untuk ayah ?
Jawab : Rp 6.000.000
16. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 6.000.000
17. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 10.000.000
18. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 5.000.000
19. Jika suami meninggal ahli warisnya : istri, ayah, ibu, 2 orang anak laki-laki dan
Seorang anak perempuan. Hartanya Rp 48.000.000. Berapa bagian untuk istri ?
Jawab : Rp 6.000.000
20. Berapa bagian untuk ayah ?
Jawab : Rp 8.000.000
21. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 8.000.000
22. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 10.400.000
23. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 5.200.000





24. Jika istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, 3 orang anak laki-laki dan 2
Orang anak perempuan. Hartanya Rp 84.000.000. Berapa bagian suami ?
Jawab : Rp 21.000.000
25. Berapa bagian ayah ?
Jawab : Rp 14.000.000
26. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 14.000.000
27. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 8.750.000
28. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 4.375.000
29. Jika Suami meninggal, ahli warisnya : istri, ayah, ibu, 3 orang anak laki-laki dan 4
Orang anak perempuan. Hartanya Rp 96.000.000. Berapa bagian istri ?
Jawab : Rp 12.000.000
30. Berapa bagian ayah ?
Jawab : Rp 16.000.000
31. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 16.000.000
32. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 10.400.000
33. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 5.200.000
34. Jika Istri meninggal, ahli warisnya : suami, ayah, ibu 3 orang anak perempuan.
Hartanya Rp 120.000.000. Berapa bagian suami ?
Jawab : Rp 24.000.000
35. Berapa bagian ayah ?
Jawab : Rp 16.000.000
36. Berapa bagian ibu ?
Jawab : Rp 16.000.000


37. Berapa bagian 3 orang anak perempuan ?
Jawab : Rp 64.000.000
38. Berapa bagian seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 21.333.333
39. Jika suami meninggal, ahli warisnya : 2 Istri, ayah, ibu, 5 orang anak perempuan.
Hartanya Rp 104.000.000 . Berapa bagian seorang istri ?
Jawab : Rp 5.777.777
40. Berapa bagian ayah ?
Jawab : Rp 15.407.407
41. Berapa bagian ibu ?
Jawab : Rp 15.407.407
42. Berapa bagian seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 12.325.925
43. Jika suami meninggal ahli warisnya : 2 istri, ayah, ibu, 2 orang anak perempuan.
Hartanya Rp 108.000. Berapa bagian untu seorang istri ?
Jawab : Rp 6.000.000
44. Jika istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, 6 orang anak laki-laki.
Hartanya 5 Ha tanah. a Rp 400.000 = Rp 20 M Berapa bagian suami ?
Jawab : Rp 5.000.000.000
45. Berapa bagian ayah ?
Jawab : Rp 3.333.333.333
46. Berapa bagian ibu ?
Jawab : Rp 3.333.333.333
47. Berapa bagian seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 1.933.333.333
48. Jika suami meninggal, ahli warisnya : 4 Istri, ayah, ibu, 5 orang anak laki-laki dan
5 orang anak perempuan. Hartanya 16 Ha tanah. a 500.000=80 M Berapa bagian istri
Jawab : Rp 2.500.000.000
49. Berapa bagian ayah ?
Jawab : Rp 13.333.333.333

50. Berapa bagian ibu :
Jawab : Rp 13.333.333.333
51. Berapa bagian seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 5.786.666.666 dan Rp 2.893.333.333
52. Jika suami meninggal ahli warisnya : istri, ayah, ibu, seorang anak laki-laki.
Hartanya 24 Ha tanah. Berapa meter bagian untuk istri ?
Jawab : 30.000 meter
53. Berapa meter bagian untuk ayah ?
Jawab : 40.000 meter
54. Berapa meter bagian untuk ibu ?
Jawab : 40.000 meter
55. Berapa meter bagian untuk seorang anak laki-laki.
Jawab : 130.000 meter
56. Jika istri meninggal, ahli warisnya : suami, ayah, ibu, 6 orang anak laki-laki.
Hartanya 12 Ha tanah. Berapa meter bagian untuk suami ?
Jawab : 30.000 meter
57. Berapa meter bagian untuk ayah ?
Jawab : 20.000 meter
58. Berapa meter bagian untuk ibu ?
Jawab : 20.000
59. Berapa meter bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : 8.333 meter
60. Jika suami meninggal : ahli warisnya : Istri, ayah, ibu, 2 orang anak laki-laki dan 2
Orang anak perempuan. Hartanya 96 Ha tanah. Berapa meter bagian untuk istri ?
Jawab : 120.000 meter
61. Berapa meter bagian untuk ayah ?
Jawab : 160.000 meter
62. Berapa meter bagian untuk ibu ?
Jawab : 160.000 meter


63. Berapa meter bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : 173.333 meter
64. Berapa meter bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : 86.666 meter
65. Jika istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, 3 orang anak laki-laki dan
4 orang anak perempuan. Hartanya 72 Ha tanah. Berapa bagian untuk suami ?
Jawab : 180.000 meter
66. Berapa meter bagian untuk ayah ?
Jawab : 120.000 meter
67. Berapa meter bagian untuk ibu ?
Jawab : 120.000 meter
68. Berapa meter bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : 60.000 meter
69. Berapa meter bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : 30.000 meter
70. Jika suami meninggal, ahli warisnya : istri, ayah, ibu dan 2 orang anak perempuan.
Hartanya 54 Ha tanah. Berapa meter bagian untuk istri ?
Jawab : 60.000 meter
71. Berapa meter bagian untuk ayah ?
Jawab : 80.000 meter
72. Berapa meter bagian untuk ibu ?
Jawab : 80.000 meter
73. Berapa meter bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : 160.000 meter
74. Jika istri meninggal, ahli warisnya : suami, ayah, ibu, 5 orang anak perempuan.
Hartanya 78 Ha tanah. Berapa meter bagian untuk suami ?
Jawab : 156.000 meter
75. Berapa meter bagian untuk ayah ?
Jawab : 104.000 meter


76. Berapa meter bagian untuk ibu ?
Jawab : 104.000 meter
77. Berapa meter bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : 83.200 meter
78. Jika suami meninggal, ahli warisnya : istri, ayah, ibu, seorang anak laki-laki.
Hartanya 192 gram emas. @ Rp 200.000 = Rp 38.400.000
Berapa rupiah bagian untuk istri ?
Jawab : Rp 4.800.000
79. Berapa rupiah bagian untuk ayah ?
Jawab : Rp 6.400.000
80. Berapa rupiah bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 6.400.000
81. Berapa rupiah bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 20.800.000
82. Jika istri meninggal, ahli warisnya : suami, ayah, ibu, 3 orang anak laki-laki.
Hartanya 144 gram emas @ Rp 200.000 = Rp 28.800.000
Berapa rupiah bagian untuk suami ?
Jawab : Rp 7.200.000
83. Berapa rupiah bagian untuk ayah ?
Jawab : Rp 4.800.000
84. Berapa rupiah bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 4.800.000
85. Berapa rupiah bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 4.000.000
86. Jika suami meninggal, ahli warisnya : 4 istri, ayah, ibu, 5 orang anak laki-laki dan
5 orang anak perempuan. Hartanya 384 gram emas. @ 200.000 =
Rp 76.800.000 . Berapa rupiah bagian untuk seorang istri ?
Jawab : Rp 2.400.000
87. Berapa rupiah bagain untuk ayah ?
Jawab : Rp 12.800.000

88. Berapa rupiah bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 12.800.000
89. Berapa rupiah bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 5.546.666
90. Berapa rupiah bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 2.773.333
91. Jika istri meninggal, ahli warisnya : suami, ayah, ibu, 6 orang anak laki-laki dan
2 orang anak peerempuan. Hartanya 288 gram emas @ 200.000 = Rp 57.600.000
Berapa rupiah bagian untuk suami ?
Jawab : Rp 14.400.000
92. Berapa rupiah bagian untuk ayah ?
Jawab : Rp 9.600.000
93. Berapa rupiah bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 9.600.000
94. Berapa rupiah bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab : Rp 3.428.571
95. Berapa rupiah bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 1.714.285
96. Jika suami meninggal, ahli warisnya : istri, ayah, ibu, 7 orang anak perempuan.
Hartanya 216 gram emas @ Rp 200.000 = Rp 43.200.000
Berapa rupiah bagian untuk istri ?
Jawab : Rp 4.800.000
97. Berapa rupiah bagian untuk ayah ?
Jawab : Rp 6.400.000
98. Berapa rupiah bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp 6.400.000
99. Berapa rupiah bagian untuk anak perempuan ?
Jawab : Rp 25.600.000
100. Berapa gram emas bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab : Rp 3.657.142
Gusp@inet.doc

Soal Waris

KOMPETISI ANTAR SISWA TENTANG WARITS BAGI SISWA
SMA NEGERI 5 KARAWANG TAHUN 2011
Oleh : Drs. Agus Subandi, MBA Guru SMA Negeri 5 Karawang
===========================================================================
SOAL WARITS

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jika suami meninggal, ahli warisnya : Istri, ayah, ibu, seorang anak laki-laki. Berapa
Bagian untuk Istri ?
Jawab :
2. Berapa bagian untuk Ayah ?
Jawab :
3. Berapa bagian untuk Ibu ?
Jawab :
4. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab :
5. Jika suami meninggal ahli warisnya : Istri, ayah, ibu, seorang anak laki-laki.
Hartanya 60.000.000. Berapa bagian untuk Istri ?
Jawab : Rp
6. Berapa bagian untuk Ayah ?
Jawab : Rp
7. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab : Rp
8. Berapa bagian untuk anak laki-laki ?
Jawab : Rp
9. Jika Istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, seorang anak laki-laki dan
Seorang anak perempuan. Berapa bagian suami ?
Jawab :
10. Berapa bagian untuk ayah ?
Jawab :
11. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab :
12. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab :
13. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab :
14. Jika Istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, seorang anak laki-laki dan
Seorang anak perempuan. Hartanya Rp 36.000.000. Berapa bagian suami ?
Jawab :
15. Berapa bagian untuk ayah ?
Jawab :
16. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab :
17. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab :
18. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab :
19. Jika suami meninggal ahli warisnya : istri, ayah, ibu, 2 orang anak laki-laki dan
Seorang anak perempuan. Hartanya Rp 48.000.000. Berapa bagian untuk istri ?
Jawab :
20. Berapa bagian untuk ayah ?
Jawab :
21. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab :
22. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab :
23. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab :
24. Jika istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, 3 orang anak laki-laki dan 2
Orang anak perempuan. Hartanya Rp 84.000.000. Berapa bagian suami ?
Jawab :
25. Berapa bagian ayah ?
Jawab :
26. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab :
27. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab :
28. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab :
29. Jika Suami meninggal, ahli warisnya : istri, ayah, ibu, 3 orang anak laki-laki dan 4
Orang anak perempuan. Hartanya Rp 96.000.000. Berapa bagian istri ?
Jawab :
30. Berapa bagian ayah ?
Jawab :
31. Berapa bagian untuk ibu ?
Jawab :
32. Berapa bagian untuk seorang anak laki-laki ?
Jawab :
33. Berapa bagian untuk seorang anak perempuan ?
Jawab :
34. Jika Istri meninggal, ahli warisnya : suami, ayah, ibu 3 orang anak perempuan.
Hartanya Rp 120.000.000. Berapa bagian suami ?
Jawab :
35. Berapa bagian ayah ?
Jawab :
36. Berapa bagian ibu ?
Jawab :
37. Berapa bagian 3 orang anak perempuan ?
Jawab :
38. Berapa bagian seorang anak perempuan ?
Jawab :
39. Jika suami meninggal, ahli warisnya : 2 Istri, ayah, ibu, 5 orang anak perempuan.
Hartanya Rp 104..000.000. Berapa bagian seorang istri ?
Jawab :
40. Berapa bagian ayah ?
Jawab :
41. Berapa bagian ibu ?
Jawab :
42. Berapa bagian seorang anak perempuan ?
Jawab :
43. Jika istri meninggal, ahli warisnya : Suami, ayah, ibu, 6 orang anak laki-laki.
Hartanya 5 Ha tanah. a Rp 400.000. Berapa bagian suami ?
Jawab :
44. Berapa bagian ayah ?
Jawab :
45. Berapa bagian ibu ?
Jawab :
46. Berapa bagian seorang anak laki-laki ?
Jawab :
47. Jika suami meninggal, ahli warisnya : 4 Istri, ayah, ibu, 5 orang anak laki-laki dan
5 orang anak perempuan. Hartanya 16 Ha tanah. A Rp 500.000. Berapa bagian istri ?
Jawab :
48. Berapa bagian ayah ?
Jawab :
49. Berapa bagian ibu :
Jawab :
50. Berapa bagian seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan ?
Jawab :

Program Tahunan PAI Kelas X SMA

PROGRAM TAHUNAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS X SMA NEGERI 5 KARAWANG TAHUN AJARAN 2011 / 2012


Oleh :

Drs. AGUS SUBANDI
NIP. 19620416 198503 1 011



PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGERI 5 KARAWANG
2011


PROGRAM TAHUNAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas : X
Smester Ganjil : 36 Jam Pelajaran Tahun : 2011/2012

Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar

Wakltu Bulan dan Minggu
Jul Agus Sept Okt Nop Des
1. Memahamai ayat-ayat Al-Qur’an tentang
manusia dan tugasnya sebagai khalifah di
Bumi.
1.1 Membaca QS Al-Baqarah : 30, Q.S Al-
Mu’minun : 12-14, Adz-Dzariyat : 56 dan
Q.S. An-nahl : 78
1.2 Menyebutkan arti QS Al-Baqarah : 30,
QS Al-Mu’minun : 12-14, QS Adz-Dzariyat : 56,
QS An-Nahl : 78
1.3 Menampilkan perilaku sebagai khalifah
Di bumi sesuai QS Al-Baqarah:30, QS Al-Mu’minun:
12-14, QS Adz-Dzariyat : 56, QS An-Nahl : 78 6 Jam XXX .
2. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang
keikhlasan dalam beribadah.
2.1 Membaca QS Al-An-‘Aam : 162-163,
QS Al-Bayyinah : 6
2.2 Menyebutkan arti QS Al-An-’Aam :
162-163, QS Al-Bayinah : 6 4 Jam XX


3. Meningkatkan keimanan kepada Allah
melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam
Asmaa-ul Husna.
3.1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam
Asmaa-ul Husna
3.2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam
Asmaa-ul Husna.
3.3 Menampilkan perilaku yang mencerminkan
keimanan terhadap 10 sifat Allah dalam
Asmaa-ul Husna. 6 Jam XXX


4. Membiasakan perilaku terpuji.
4.1 Menyebutkan pengertian perilaku
Husnudhon
4.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku
Husnudhon terhadap Allah, diri sendiri dan
sesama manusia.
4.3 Membiasakan perilaku husnudhon dalam
kehidupan sehari-hari. 4 Jam XX


5. Memahami sumber hukum Islam, hukum
taklifi, dan hikmah ibadah.
5.1 Menyebutkn pengertian, kedudukan dan
fungsi Al-Qur’an, Al-Hadits dan Ijtihad
sebagai sumber hukum Islam.
5.2 Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan
fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam.
5.3Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan
sehari-hari. 4 Jam XX
6. Memahami keteladanan Rasulullah saw.
Dalam membina umat periode Makkah
6.1 Menceriterakan sejarah dakwah Rasulullah
Saw. periode Makkah.
6.2 Mendiskripsikan substansi dan strategi
Dakwah Rasulullah saw. periode Makkah. 4 Jam XX
Ulangan .Harian. I .
Ulangan Harian II

Ulangan Harian III

Ulangan Umum Smester Ganjil

Jumlah 36 Jam. .
Karawang, 27 Juli 2011
Mengetahui,

Kepala GPAI,



Drs. D A R Y A, M.Pd Drs. AGUS SUBANDI

Konsep Belajar dalam Perspektif Islam

KONSEP BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh : Drs. AGUS SUBANDI, MBA Guru SMAN 5 Karawang
PENDAHULUAN
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi / materi pelajaran. Orang yang berangapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan guru. (Muhibbin Syah, 2003, hlm. 64)
Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut ;
Artinya “ Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim “. (H.R Ibnu Adi dan Al Baihaqi dari hadis Anas).
Amir Syarifuddin dalam Ushul Fiqh mengatakan bahwa “Wajib adalah sesuatu yang dituntut oleh syara’ (pembuat hukum) untuk melaksanakannya dari setiap pribadi dari pribadi mukallaf (subjek hukum). Kewajiban itu harus dilaksanakan sendiri dan tidak mungkin dilakukan oleh orang lain atau karena perbuatan orang lain. (Amir Syarifuddin, 1997, hlm. 296)
Menurut al-Ghazali, ilmu yang fardhu ‘ain atas setiap umat Islam adalah ilmu-ilmu agama dengan segala macamnya. Di mulai dari al-Qur’an, kemudian pokok-pokok ibadah seperti masalah shalat, shiyam, zakat, hai dan lain-lainnya. Al-Ghazali mendefinisikan ilmu yang fardhu ‘ain sebagai “ Ilmu tentang tata cara melakukan perbuatan yang wajib. Maka barang siapa mengetahui ilmu yang wajib, dan kapan waktunya, ia telah mengetahui ilmu yang fardhu ‘ain “. (Fathiyah Hasan Sulaiman, 1990, hlm. 26)
Ketika para siswa menerima raport dari hasil evaluasi belajar tiap smester, maka yang dilihat adalah seluruh nilai-nilai yang tercantum di dalam raport tersebut. Ada yang bangga dan senang karena mendapat prestasi baik, ada yang tidak senang karena kecewa dengan nilai-nilai yang ada bahkan ada yang tidak bereaksi sebagai akibat kurangnya memperhatikan terhadap angka-angka yang ada karena bingung tidak memiliki tujuan.
2
Sikap orang tua ketika menerima hasil raport anak-anaknya juga beragam, ada yang senang dan langsung merespon dengan sejumlah motivasi untuk lebih meningkatkan prestasi belajar. Ada yang tidak mempedulikan lantaran kesibukan orang tua atau latar belakang pendidikannya yang minim, sehingga hasil yang ada di raport tidak mendapatkan respon bahkan tidak tahu maksud nilai-nilai tersebut. Yang diketahui apakah anak-anaknya naik kelas atau lulus dengan tidak mempersoalkan nilai-nilai hasil prestasi yang ada.
Bagi guru dan sekolah yang menginginkan agar para siswa-siswanya berprestasi baik di lingkungan kelas atau sekolahnya bahkan berprestasi antar sekolah atau antar daerah baik di tingkat nasional maupun sampai internasional, maka sejumlah motivasi dan fasilitas demi lancarnya belajar hingga memperoleh prestasi yang membanggakan telah disediakan bahkan kemudahan-kemudahan dalam mengikuti segala proses hingga prestasi itu diraih dengan berbagai hadiah-hadiah demi meningkatkan semangat dalam miningkatkan prestasi-prestasi yang dihasilkannya.
Berprestasi baik, akan membanggakan semua orang, namun berprestasi buruk siapa yang akan dipersalahkan atau siapa yang sebenarnya lebih dahulu merasa bertanggung jawab. Apakah siswa itu sendiri lantaran tidak mau belajar dan susah untuk membiasakan belajar baik di rumah maupun di sekolah, namun tetap ingin sekolah dan diakui sebagai siswa.
Bila usia siswa telah dewasa seperti di bangku Sekolah Menengah, maka tingkat ketergantungan kepada orang lain semakin sedikit, kecuali bila mengalami kesulitan belajar akan meminta bantuan baik kepada guru maupun teman-teman yang bisa diajak untuk bekerja sama dalam belajar dan memecahkan persoalan-persoalan belajar. Bahkan tingkat pengawasan orang tua tidak terlalu ketat, lantaran sudah terbiasa memikul beban serta tanggung jawab dari apa yang ditugaskannya di sekolah demi cita-cita yang diinginkannya.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
3
Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah … a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforces). (Muhibbin Syah, 2010, hlm. 88)
Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan laku suatu orgnisme sebagai hasil pengalaman. (Muhibbin Syah, 2010, hlm. 89)
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. (Muhibbin Syah, 2003, hlm. 59 ) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. (Muhibbin Syah, 2010, hlm. 87) Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. (Muhibbin Syah, 1997, hlm. 95)

LANDASAN TEORITIS TENTANG BELAJAR
A. Pengertian
Allah Swt. berfirman sebagai berikut :
 
Artinya “ tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(Q.S at-Taubah : 122)
Termasuk karunia Alah Swt., disamping nikmat persepsi dan berfikir, manusia dibekali pula dengan kesiapan alamiah untuk belajar serta memperoleh ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan keahlian. Belajar menjadikan manusia memiliki kemampuan lebih dalam mengemban tanggung jawab hidup dan memakmurkan bumi. Selain itu, belajar juga memungkinkan manusia mengembangkan kemampuan dan keterapilannya dengan jaminan manusia dapat mencapai kesempurnaan insan yang luar biasa. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 251)
Bagaimanakah pandangan agama khususnya Islam terhadap belajar, memori, dan pengetahuan ? Agaknya tiada satupun agama, termasuk Islam, yang menjelaskan secara rinci dan operasional mengenai proses belajar, proses kerja system memori (akal), dan proses dikuasainya pengetahuan dan keterampilan oleh manusia. Namun Islam, dalam hal penekanannya terhadap signifikansi fungsi kognitif (akal) dan fungsi sensori (indera-indera) sebagai alat-alat penting untuk belajar, sangat jelas. Kata-kata kunci, seperti ya’qiluun, yatafakkaruun, yubshiruun, yasma’uun dan sebagainya yang terdapat dalam al Qur’an, merupakan bukti betapa pentingnya penggunaan fungsi ranah cipta dan karsa manusia dalam belajar dan meraih ilmu pengetahuan. (Muhibbin Syah, 2010, hlm. 98-99)
Abdurrahman Saleh Abdullah dalam Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Qur’an mengatakan bahwa “ Hilm dengan bentuk jama’nya ahlam di dalam al Qur’an ada satu ayat yang menunjukkan daya fikir. Izutsu menyebut hilm bukan sinonim yang sempurna dari aql , hilm lebih komprehensif darpada aql, karena hilm mengandung mengandung pengertian yang sangat mendasar dari daya fikir dan intelek, maka bukan merupakan sinonim, karena aql lebih sempit pengertiannya. Akan tetapi secara praktis, kedua istilah aql dan hilm menjadi serupa benar pengertiannya. (Abdurrahman Saleh Abdullah, 2007, hlm. 98)
Allah Swt. berfirman sebagai berikut :

Artinya “ (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S Az-Zumar : 9)
Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut :
Artinya “ Barangsiapa menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu maka Allah menempuhkannya jalan ke syurga “. (H.R Muslim dari Abu Hurairah)
Selanjutnya pada Hadis yang lain Rasulullah Saw. bersabda :


6
Artinya “ Ilmu itu gudang, kuncinya adalah bertanya. Ketahuilah maka bertanyalah. Sungguh padanya diberi pahala empat orang, yaitu : penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang senang kepada mereka “. (H.R Ath-Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnu Sunni dan Abu Na’im dari hadis Jabir dengan sanad yang lemah).
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : “ … acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience “ (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responces as a result of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus). (Muhibbin Syah, 2003, hlm. 65)
Hasan Langgulung mengatakan bahwa ada tiga syarat pokok yang harus wujud supaya belajar bisa terjadi. Pertama harus ada rangsangan. Kedua, benda hidup haruslah mengadakan respons kepada rangsangan itu. Dan ketiga, haruslah respon itu diteguhkan seperti dengan ganjaran benda atau bukan benda supaya respon itu dibuat lagi dalam suasana yang sama pada masa yang akan datang, atau ditinggalkan kalau respon itu diteguhkan secara negative. (Hasan Langgulung, 2003, hlm. 245)
Menurut Bruner, dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2) transformasi, (3) evaluasi. … Dalam proses belajar ketiga episode ini selalu terdapat yang menjadi masalah ialah berapa banyak informasi diperlukan agar dapat ditransformasi. Lama tiap episode tidak selalu sama. Hal ini antara lain juga bergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi murid, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri. (S. Nasution, 1982, hlm. 9-10)

7
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan.
a. Acquisition (tahap perolehan/pnerimaan informasi).
b. Storage (tahap penyimpanan infomasi).
c. Retrival (tahap mendapatkan kembali informasi). (Muhibbin Syah, 1997, hlm. 114)
Allah Swt. berfirman sebagai berikut :

Artinya “ 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S al ‘Alaq : 1-5)
Bila kita kaitkan perintah membaca itu sebagai tugas, dan kita sependapat bahwa makna ayat itu adalah sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. diperintah untuk membaca bismillaah ketika membaca al Qur’an, maka makna ayat ini adalah ; Bila engkau hendak membaca, maka bacalah terus-menerus sehingga bacaanmu menjadi amal yang bisa sampai kepada Allah dan bukan kepada lain-Nya. Seandainya seseorang membaca dan bacaannya dikhususkan untuk Allah dan bukan untuk selain-Nya, sedangkan ia tidak menyebut nama Allah, maka ia adalah membaca dengan nama Allah. Penyebutan nama Allah itu dituntut dengan lisan agar dapat menggugah hati pada awal setiap amal sehingga selama melaksanakan amal hati selalu terkait kepada Allah dan selalu mengingat nama Allah dan bukan nama lain-Nya. (al Ustadz Muhammad Abduh, 2000, hlm. 229)

8
Menurut Wajidi Sayadi bahwa membaca dengan menggunakan fasilitas akal berarti berusaha mengembankan intelektualitas. Sedangkan sujud mnggunakan fasilitas kalbu (jiwa) akan membangun akhlak al-karimah dan memperkuat rasa ketundukan. (Wajidi Sayadi, 2009, hlm. 14-15)
Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. (Muhibbin Syah, 2003, hlm. 68).
Proses belajar akan sempurna dan berhasil manakala prinsip-prinsip tertentu terpenuhi. Kadang-kadang, proses belajar itu mengalami sandungan. Kadang-kadang mengalami kegagalan bila prinsip-prinsip tersebut tidak terpenuhi. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 268)
Kita akan lihat bahwa prinsip-prinsip yang digunakan Al-Qur’an dalam pembinaan spiritual kaum mukminin itu, mengenai urgensinya dalam pembelajaran, baru diungkap para psikolog awal abad ke-20. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 269)
Berkut ini kita akan mencoba mengungkapkan prinsip-prinsip pembelajaran menurut Al-Qur’an, sebagai berikut :
1. Motivasi
Motivasi (motivation) adalah keinginan, semangat / yang kuat pada diri seseorang yang menjadi pendorong kepadanya untuk berusaha atau berbuat sesuatu dengan tujuan mencapai kejayaan. (Prijo Darmanto, 2007, hlm. 382)
Banyak studi eksperimental, yang baru-baru ini dilakukan terhadap hewan dan manusia, mengungkapkan pentingnya motivasi dalam belajar. Dalam pembinaan spiritual kaum muslimin, Al-Qur’an menggunakan metode targhib dan tarhib (reward and punishment) serta menggunakan ceritera-ceritera untuk menggugah ketertarikan. Al-Qur’an juga memanfaatkan peristiwa-peristiwa penting yang

9
terjadi yang membangkitkan motivasi dan emosi orang serta menjadikan mereka siap untuk mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa tersebut. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 269)
a. Membangkitkan motivasi melalui targhib dan tarhib.
Dalam menyerukan keimanan kepada tauhid, Al-Qur’an sangat concern untuk membangkitkan motivasi manusia dengan member targhib (reward) berupa pahala yang akan didapat orang-orang mukmin dalam kenikmatan surge, juga dengan member tarhib (punishment) brupa hukuman atau siksaan yang akan menimpa orang-orang kafir di dalam neraka jahannam. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 279)
Al-Qur’an tidak bersandar pada tarhib saja atau targhib saja, tetapi bersandar pada perpaduan antara keduanya yaitu takut kepada azab Allah dan harap akan rahmat dan pahala orang-orang suci dari kalangan para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang saleh. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 272)
Allah Swt. berfirman sebagai berikut :

Artinya : “ Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas[1]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami “. (Q.S. Al-Anbiya (21) : 90)
[1] Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.

Allah berfirman sebagai berikut ;

Artinya : “ lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[1] dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan “. (Q.S. As-Sajadah (32) : 16)
[1] Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam.
Perpadun takut dan harap ini dapat diterapkan untuk membangkitkan motivasi kuat umat Islam sehingga mau mempelajari tata kehidupan baru yang diusung Islam, mempelajari akidah dan nilai-nilai baru yang menjamin terwujudnya hal itu, serta metode-metode baru dalam berpikir dan berperilaku. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 272)
Allah Swt. berfirman sebagai berikut :

Artinya : “ (Bukan demikian), yang benar: Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya “. (QS. Al-Baqara (2) : 81)

Artinya : “ dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya “. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 82)
Allah Swt. berfirman :


11
Artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. (Q.S. An-Nisa (4) : 56)

Artinya : “ dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman “. (Q.S. An-Nisa (4) : 57)

Artinya : “ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar “. (Q.S. Al-Maidah (5) : 9)

Artinya : “ Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka “. (Q.S. Al-Maidah (5) : 10)

Artinya : “ Sesungguhnya Barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam Keadaan berdosa, Maka Sesungguhnya baginya neraka Jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup[1]. (Q.S. Thaha (20) : 74)

12
[1] Maksud tidak mati ialah Dia selalu merasakan azab dan maksud tidak hidup ialah hidup yang dapat dipergunakannya untuk bertaubat.

Artinya : “ dan Barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam Keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, Maka mereka Itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia) “, (Q.S. Thaha (20) : 75)

Artinya : “ Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia “. (Q.S. A-Haj (22 : 50)

Artinya : “ dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat- ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka “. (Q.S. Al-Haj (22) : 51)

Artinya : “ kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang penuh kenikmatan. 57. dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, Maka bagi mereka azab yang menghinakan. (Q.S. Al-Haj (22) : 56-57
Artinya : “ 14. dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan.15. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.16. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, Maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka) “. (Q.S Ar-Rum (30) : 14-16)

Ayat-ayat targhib dan tarhib dalam Al-Qur’an tidak terbatas hanya pada penyebutan kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang mukminin serta azab yang akan dikenakan kepada orang-orang kafir di kehidupan akherat, tetapi Al-Qur’an juga menerangkan kebaikan yang akan diraih orang-orang mukmin serta kepedihan dan siksaan yang akan diterima orang-orang kafir di dunia. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 276)
Allah berfirman :

Artinya : “ dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (Q.S. Hud (11) : 52)

14
Artinya : “ 10. Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.S. Nuh (71) : 10-12)

b. Membangkitkan motivasi dengan ceritera
Sesungguhnya ceritera mempunyai pengaruh edukatif yang penting. Hal ini sejak tempo dulu digunakan oleh para pendidik untuk mendidik kaum muda, mengajarkan suri teladan yang luhur kepada mereka, serta nilai-nilai agama dan akhlak. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 279)
Allah berfirman sebagai berikut :

Artinya : “ 111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf (12) : 111)

Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa ceritera Al-Qur’an yang pertama-tama diawali dengan menerangkan ringkasan ceritera. Kemudian memaparkan pemerian ceritera dari awal sampai akhir sebagaimana, misalnya dalam ceritera Ashhabul Kahfi. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 280)

c. Memanfaatkan peristiwa-peristiwa penting
Diantaran faktor yang dapat membantu membangkitkan motivasi dan perhatian adalah terjadinya beberapa peristiwa atas masalah penting yang menggetarkan emosi manusia, menimbulkan perhatiannya, dan membuat sibuk pikirannya.
15
Biasanya seseorang akan berada di bawah pengaruh peristiwa-peristiwa penting yang berlalu di hadapannya dalam kondisi siap untuk mempelajari Ibrah yang terkandung di dalam peristiwa-peristiwa tersebut. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 281)
Allah Swt. berfirman dalam peristiwa Perang Hunain sebagai berikut :

Artinya : “ 25. Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.26. kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.(Q.S.At-Taubah(9):25-26)
2. Pengulangan
Dalam Al-Qur’an, kita menemukan pengulangan mengenai beberapa kebenaran yang berkaitan dengan akidah dan perkara-perkara gaib yang ingin dikukuhkan Al-Qur’an di dalam hati, seperti keyakinan tauhid. Allah Swt. adalah sumber agama, keimanan pada kebangkitan, hari kiamat, hisab, serta pahala dan siksa di hari kiamat. Diantara contoh pengulangan keyakinan tauhid adalah keterangan yang terdapat pada surat An-Naml (surat makiyah), yaitu pengulangan ungkapan , “ a ilaahun ma’allaah “ (adalah tuhan lain di samping Allah) sebanyak lima kali sehingga keyakinan tersebut dapat terpatri di dalam hati. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 283)
16
Allah Swt. berfirman :


Artinya : “ 60. atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).61. atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut[1]? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.
62. atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi[2]? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).63. atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya[3]?
17
Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).64. atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (Q.S An-Naml (27) : 60-64)
[1] Yang dimaksud dua laut di sini ialah laut yang asin dan sungai yang besar bermuara ke laut. sungai yang tawar itu setelah sampai di muara tidak langsung menjadi asin.
[2] Yang dimaksud dengan menjadikan manusia sebagai khalifah ialah menjadikan manusia berkuasa di bumi.
[3] Yang dimaksud dengan rahmat Tuhan di sini ialah air hujan yang menyebabkan suburnya tumbuh-tumbuhan.
3. Perhatian
Penggunaan ceritera oleh Al-Qur’an sebagaimana telah kita tunjukkan sebelumnya, merupakan factor penting dalam membangkitkan perhatian manusia terhadap nasihat-nasihat, pelajaran-pelajaran, dan seruan kepada tauhid yang terkandung di dalamnya Al-Qur’an telah menyebutkan pentingnya perhatian dalam menyerap informasi-informasi. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 290)
Allah Swt. berfirman sebagai berikut :

Artinya : “ 37. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya. (Q.S. Qaaf (50) : 37)


18
Al-Qur’an juga menunjukkan pentingnya perhatian ketika dalam surat Al-Muzammil menerangkan bahwa bangun malam seusai tidur akan menjadikan orang lebih perhatian dan lebih dapat memahami makna-makna Al-Qur’an. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 291)
Allah berfirman :

Artinya : “ 6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (Q.S. Al-Muzammil (72) : 6)
Allah berfirman :

Artinya : “ 204. dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat[1]. (Q.S. Al-A’raf (7) : 204)
[1] Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.
Menyimak Al-Qur’an dan diam itu mengandung arti memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca untuk merenungi dan memahaminya sertamempelajari akidah, pengajaran, perintah, larangan, ibrah, dan hikmah yang ada padanya.


19
4. Partisipasi Aktif
Dalam Al-Qur’an, kita menemukan penerapan prinsip partisipasi aktif. Hal itu jelas dari metoda yang dipergunakan Al-Qur’an dalam mengajari kaum muslimin tentang karakteristik diri yang terpuji serta akhlak dan kebiasaan perilaku yang utama melalui latihan praktik dengan menugasi mereka melaksanakan bermacam-macam ibadah. Wudhu dan melaksanakan shalat pada waktu-waktu tertentu setiap hari mengajari orang-orang muslim kebersihan, ketaatan, keteraturan, kesabaran, dan ketekunan. Shaum juga mengajari orang-orang muslim ketaatan dan kesabaran dalam menaggung kesulitan. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 297)
Allah berfirman :

Artinya : “ 25. dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya[1]. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 25)
[1] Kenikmatan di syurga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani maupun rohani.

Artinya : “ 82. dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 82)

20
Artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 277)

Artinya : “ Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, Maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Baqarah : 57)

Artinya : “ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Maidah (5) : 9)

Artinya : “ Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami". (Q.S. Al-Kahfi (18) : 88)
5. Pembagian Belajar
Beberapa studi eksperimen yang diadakan para psikolog modern mengungkapkan bahwa pembagian belajar atau latihan ke dalam rentang waktu yang berjauhan diselingin waktu istirahat akan membantu mempercepat belajar dan memantapkannya dalam memori. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 300)
Allah Swt. berfirman :


21
Artinya : “ dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.(Q.S. Al-Isra (17) : 106)

Artinya : “ berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah[1] supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (Q.S. Al-Furqan (25) : 32)
[1] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati Nabi Muhammad s.a.w menjadi kuat dan tetap.
6. Perubahan Perilaku Secara Bertahap
Melepaskan beberapa kebiasaan buruk yang sudah mengakar sekian lama sehingga kebiasaan kebiasaan buruk itu mendarah daging dalam perilaku kita bukanlah sesuatu yang enteng. Sebab, hal itu membutuhkan kemauan yang kuat, kesungguhan yang besar dan latihan yang panjang. Hal ini merupakan persoalan yang tidak akan sanggup dilakukan oleh kebanyakan orang. Oleh sebab itu, cara paling baik yang dapat diikuti untuk menanggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah mengakar adalah berupaya untuk melepaskannya secara bertahap. (Muhammad Utsman Najati, 2005, hlm. 302)

Allah Swt. berfirman sebagai berikut :

Artinya : “ mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,(Q.S. Al-Baqarah (2) : 219)

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[1], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
23
baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.(Q.S. Al-Maidah (5) : 90-91)
[1] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [1], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. 91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Q.S. Al-Maidah (5) : 90-91)
[1] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
24
Konsep Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Islam

1. Al-Ghazali

Menurut Al-Ghazali proses belajar adalah usaha orang itu untuk mencari ilmu karena itu belajar itu sendiri tidak terlepas dari ilmu yang akan dipelajarinya. Berkaitan dengan ilmu, Al-Ghazali berpendapat ilmu yang dipelajari dapat dari dua segi, yaitu ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai objek.
Pertama, sebagai proses, Al-Ghazali megklasifikasikan ilmu menjadi tiga. Pertama ilmu hissiyah (ilmu yang diperoleh melalui pengindraan). Kedua, ilmu Aqliyah (ilmu yang diperoleh melalui kegiatan berpikir (akal). Ketiga, ilmu Ladunni (ilmu yang langsung diperoleh dari Allah tanpa berfikir dan proses pengindraan.
Kedua, sebagai objek, Al-Ghazali membagi ilmu menjadi tiga macam. Pertama, ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak baik sedikit maupun banyak seperti sihir. Kedua, ilmu pengetahuan yang terpuji baik sedikit maupun banyak. Dan Ketiga, ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji tetapi bila mendalaminya tercela seperti ilmu ketuhanan, cabang ilmu filsafat (Wahyuni dan Baharuddin, 2010).
Menurut Al-Ghazali ilmu terdiri dari dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu ladunni. Ilmu kasbi adalah cara berfikir sistematik dan metodik yang dilakukan secara konsisten dan bertahapmelalui proses pengamatan, penelitian, percobaan dan penemuan. Ilmu Ladunni adalah ilmu yang diperoleh orang-orang tertentu dengan tidak melalui proses perolehan ilmu pada umumnya tetapi melalui proses pencerahan oleh hadirnya cahaya ilahi dalam qalbu. Menurut Al-Ghazali pendekatan belajar dalam menuntut ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan ta’lim insani dan ta’lim rabbani (Wahyuni dan Baharuddin, 2010)

Klasifikasi ilmu menurut Al-Gazali

2. Al-Zarnuji
Konsep pendidikan Al-Zarnuji tertuang dalam karya monumentalnya, kitab ” Ta’lim al-Muta’allim Thuruq al-Ta’allum” konsep pendidikan yang dikemukakan antara lain:
a. pengertian ilmu dan keutamaannya
b. niat belajar
c. memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar
d. meghormati ilmu dan ulama
e. ketekunan, kontuinitas, dan cita-cita luhur
f. permulaan dan insensitas belajar serta tata tertibnya
g. tawakkal kepada Allah SWT
h. masa belajar
i. kasih sayang dan memberi nasihat
j. mengambil pelajaran
k. wara’ (menjaga diri dari yang syubhat dan haram) pada masa belajar
l. penyebab hafal dan lupa
m. masalah rezeki dan ilmu umur


DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fattah Jalal, 1988, Azas-azas Pendidikan Islam, Bandung : Diponegoro
Abdurrahman Saleh Abdullah, 2007, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,
Jakarta : Renika Cipta.
Ahmad Tafsir, 2010, Filsafat Pendidikan Islami, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma’arif.
Departemen Agama RI, 2000, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Yayasan
Penerjemah Al-Qur’an.
Hasan Langgulung, 2003, Azas-azas Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka al Husna Baru.
Imam al Mundziri, 2003, Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta : Pustaka Amani.
Komaruddin Hidyat dkk, 2009, Mereka Bicara Pendidikan Islam Sebuah Bunga Rampai,
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
M. Arifin, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara.
Muzayyin Arifin, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad Quthb, 1984, Sistem Pendidikan Islam, (Terjem) Salman Harun, Bandung :
Al- Ma’arif.
Muhammad Utsman Najati, 2005, Psikologi Dalam Al-Qur-an, (Alih Bahasa) M. Zaka
Alfarisi, Bandung : CV Pustaka Setia.
Muhibbin Syah, 2009, Psikologi Belajar, Jakarta : Rajagrafindo.
Nurwadjah Ahmad E.Q., 2010, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Bandung : Marja.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung :
Fokusmedia.
Ramayulis, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.
Said Ismail Ali, 2010, Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh, Jakarta : Pustaka
Al-Kautsar.
Shafique Ali Khan, 2005, Filsafat Pendidikan Al-Ghazali, Bandung : CV Pustaka Setia.
Winfred F. Hill, 2010, Theories of Learning- Teori-teori Pembelajaran (Terj.) M. Khozim,
Bandung : Penerbit Nusa Media.
Zakiah Daradjat, 2008, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara.